Bismillah…
Kadang malu juga Aku dengan diri ini, terutama sekali tubuh kasarku yang nampak makin hari makin bertenaga saja. Tak dapat dipungkiri, usia yang dikisaran 19 tahun kini dapat dibilang menuju kearah kematangan fisik, semua orang pasti mengira, aku ini kuat dan bertenaga full (bukan i love you full), begitu juga halnya pria dikisaran usia yang sama denganku. Pasti kebanyakan orang menyangka begitu, tak terkecuali aku sendiri(dipuji gitu kok malu;h).
Memang sih kita-kita diusia ini memang boleh berbangga hati dengan berbagai pujian yang dilontarkan. Makin dewasa, mandiri juga, tapi kita sering makin lupa diri (nggak ah…aku sadar kok, itu sih menurut kamu. heheheh).
Aku malu mengatakan ini terus terang pada diriku sendiri dan teman-teman tapi aku harus mengakuinya. Kita-kita ini sebenarnya belum bisa dibilang kuat atau bertenaga jika dibandingkan orang tua-tua yang sudah agak lanjut usianya alias lansia. Mengapa? apa alasannya seenaknya saja ngomong gitu? Nah, itu pertanyaan yang bagus sekali.
Pemikiran yang demikian muncul tatkala aku sendiri kadang-kadang malas untuk bangun pagi untuk shalat subuh,”terlalu cepat untuk diakhiri” begitu tuturku jika kebetulan tersadar pas diwaktu subuh. Padahal, jika kita tengok dimanapun, orang tualah yang kuat. Buktinya mereka mampu melawan rasa kantuk dan menerobos dinginnya udara dan air diwaktu subuh sedangkan kita lepas dari selimut saja sudah enggan. Apakah itu kekuatan kita yang sesungguhnya. Berapa berat sih selimutmu dirumah? apakah berton-ton? Begitukah halnya dengan teman-teman? kalau aku sih begitu, malas bangun tidur
alias tidur agak kesiangan, itupun setelah dibangunkan oleh ibu berkali-kali; ”Tapi sampai ada yang disiramin baru ia bangun”,kalau itu bukan aku yang bilang, mungkin teman disana yang ngoceh asalan doang (untung aku g pernah gitu-gitu amat, mungkin sudah penyakit tidur stadium 4 barangkali,piss….”).
Hey…Jangan membandingkan aku dengan orang tua-tua gitu dong! apakah nggak ada lawan yang sedikit dibawah itu misalnya…(walah..kirain mau nantang). Oke-oke, terserah kalau lawan yang ini dianggap terlalu kuat juga tapi lawan yang ini bisa menjatuhkan harkat dan martabat bangsa eh maksudnya harkat dan martabat diri.Benarkah? asalan ngomong saja saudara? mana ada yang kayak gitu? sebenarnya ada tapi dengan catatan jangan ada kejadian pemotongan ternak besar-
besaran oke. janji loch…
Lawan kita yang agak lemah sih ada cuma ia memiliki disiplin yang tinggi. Mau tau siapa dia? ups…Salah itu,jangan langsung nebak gitu dong, pakai bilang orang jepang segala, yang kumaksud bukan superstar kok. Ia banyak netapnya. Dirumahku ada, begitu juga halnya dengan dirumah teman-teman. Dia suka berkeliaran sana sini, tidak berbaju apalagi bercelana. Dia nggak bisa ngomong seperti kita yang normal dan dia suka numpang. Hey…cepat bilang! kayaknya orang
kurang waras ya yang loe omongin? Mudah-mudahan nggak!
Ia cuma seekor ayam. Iya, memang ayam! Dia jago jika dibandingkan kita-kita ini dan kuat pula. Ia suka bangun pagi-pagi ketika kita-kita ini sedang tidur-tiduran. Bukan itu saja, kalau dia sudah bangun maka ia akan berusaha orang di sekelilingnya termasuk kita, juga ia yang membangunkan. Semua ayam pasti begitu, mereka punya persatuan dan kesatuan yang tinggi alias kompak, tak kalah mereka dengan isi pancasilanya kita yang sering di omongin doang (hey…akan ku lapor ke polisi nih orang, berani-beraninya bilang ayam, aku kan suka ayam). Emang gitu kenyataanya sobat! Ayam dirumahku selalu berkokok pagi-pagi gitu, adakah ayam dirumah teman yang berkokoknya jam 8 pagi, kalau ada aku pesan satu ya…! Bagaimana teman? apakah kita-kita ini pengen direndahkan oleh si ayam kampungan itu, yach…emang ayam kampung kan? KALAU BEGITU AKU BESOK HARUS BANGUN PAGI DAN SHALAT SUBUH! Nah…gitu dong! Aku sekarang juga akan bangun pagi mulai detik ini, biar shalat subuhnya nggak kelewat terus dan badan jadi sehat. Alhamdulillah…
Teman-temanku. Tulisan ini tak punya maksud lain, keculai hanyalah menjadi renungan bagiku dan teman-teman yang budiman hendaknya. Karena memang kita generasi kini sudah terkena bibit pengrusakan oleh orang-orang yahudi. Mereka tidak suka dengan kita umat islam dan satu cara inilah mereka merendahkan diri kita dan membuat kita suka akan duniawi yang amat sebentar ini.(:Rihenriho)